SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo menandaskan tak mau urusi masalah tawuran antar suporter. "Nggak ngurus! Tawuran suporter itu masalah moralitas," ujar Bibit Waluyo Senin (1/2/2010) saat ditanya wartawan tentang penyerangan suporter PSIS pada bis suporter Persijap.Gubernur Jateng Tolak Urusi Tawuran Supporter
Foto: Ist
Bibit mengatakan penyerangan yang menimbulkan puluhan korban luka itu merupakan bentuk ukuran kepribadian para suporter. "Ngapain tawuran? Bis nggak salah kok dilempari batu. Kan nggak betul kayak gitu. Kalau sudah selesai baru nyesal. Apa nggak rugi kita? Itu sikap tidak baik," tandasnya.
Dia meminta suporter sepakbola harus semakin dewasa dalam menyelesaikan masalah. Sementara itu Penasehat POS (Paguyuban Organisasi Suporter) Jawa Tengah, Yoyok Sukawi menyayangkan penyerangan terhadap suporter Persijap.
"Sangat disayangkan. Ini mencoreng nama baik suporter Semarang yang dikenal santun," jelas Yoyok Sukawi Senin (1/2/2010) sore di sebuah rumah makan di Semarang.
Dia mengatakan beberapa hari sebelum kejadian para pimpinan suporter sudah berkumpul untuk diskusi mencapai perdamaian. Yoyok yang juga merupakan Direktur Utama PT Mahesa Jenar PSIS Semarang itu juga mengatakan sempat mau menjenguk korban penyerangan.
"Ketua Umum PSIS, Sukawi Sutarip saat kejadian sudah meminta kami untuk menjenguk korban di rumah sakit. Tapi ternyata semua sudah dibawa ke Jepara," katanya.
Saat ini POS Jateng akan berusaha meredakan ketegangan antar kedua belah pihak. Setelah itu baru akan diadakan POS Jateng akan mempertemukan Panser Biru dengan suporter Persijap. Yoyok juga menyatakan bahwa kejadian ini sudah masuk pidana. Pihaknya tidak bisa melakukan apapun karena diluar ranah lapangan hijau. POS Jateng hanya akan memberikan bantuan pada korban.
"Sebenarnya kejadian ini bisa dihindari jika pihak Persijap memberitahukan kalau suporternya akan lewat Semarang. Kita kan bisa mengamankan," jelas mantan general manajer PSIS Semarang itu. Dia juga memastikan tidak ada sanksi bagi PSIS dari PSSI.
"Sanksi apa? Nggak ada sanksi. Lha PSIS salah apa? Kita tidak salah. Mereka bertindak sebagai Warga Negara Indonesia," tandas Yoyok.
Dia mengatakan penyerangan ini berdampak memperkeruh suasana. Luka-luka lama antara suporter Persijap dan Semarang akan muncul kembali.
"Yang jengkel akan jengkel lagi. Di facebook saja saat ini sudah terjadi perang komentar," cetusnya.
Dia pun mengaku bahwa Ketua Umum PSIS Sukawi Sutarip sudah meminta maaf pada Bupati Jepara atas tindakan penyerangan terhadap suporter Persijap. (msy)
Selasa, 02 Februari 2010
Gubernur Jateng Tolak Urusi Tawuran Supporter
Diposting oleh Football Manager Indonesian di 02.13 0 komentar
Nurdin Halid Mengaku Tidak Gagal Urusi PSSI
JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum PSSI Nurdin Halid menolak berkomentar mengenai permintaan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk mengadakan kongres sebagai upaya pembenahan persepakbolaan nasional. Padahal, prestasi tim nasional ketika PSSI di bawah kepemimpinannya semakin terpuruk. "Tapi, yang jelas PSSI sangat bersyukur beliau (Presiden) punya perhatian yang lebih terhadap sepak bola. Apalagi, itu untuk kebangkitan persepakbolaan Indonesia kan," ungkapnya, ketika ditemui di Kantor PSSI, Jakarta, Senin (1/2/2010). Nurdin juga menyangkal jika dinilai tidak kompeten dalam mengurusi PSSI. "Itu kan menurut kalian (media), menurut kongres kan tidak. Program sudah kita buat, tetapi hasilnya tidak beriringan dengan prestasi," ujar Nurdin. Terkait kegagalan tim nasional dalam kancah internasional, Nurdin menganggap itu adalah sebuah kenyataan yang tidak dapat dihindari. "PSSI telah banyak berbuat, tetapi hasilnya seperti itu," kata Nurdin. Nurdin mengakui, hal yang perlu dibenahi adalah pembinaan usia muda yang belum memiliki standar baik untuk gizi, fisik, dan teknik. Kompetisi usia muda yang diprogramkan PSSI selama ini tidak diikuti dengan prestasi. Padahal, menurut Nurdin, PSSI telah memprogramkan kompetisi secara rutin pada semua tingkatan umur secara berkesinambungan selama tiga tahun terakhir, seperti festival sepak bola untuk U-14 yang diikuti 12 provinsi dan Kejuaraan Piala Medco U-15 yang diikuti hampir seluruh provinsi. "PSSI juga sering mengirimkan mereka ke luar negeri," ucapnya.
Diposting oleh Football Manager Indonesian di 02.05 0 komentar
Hary: Terlecut, Persitara Menang
JAKARTA, KOMPAS.com - Manajer Persitara, Hary Ruswanto, puas dengan performa timnya usai membungkam Persik 1-0 dalam lanjutan Liga Super Indonesia, di Stadion Soemantri Brodjonegoro, Minggu (31/1/2010). Menurutnya, kemenangan itu pantas karena pemain sangat tampil percaya diri.
"Laskar si Pitung" memang berambisi meraih tiga poin pada partai terakhir putaran pertama. Pasalnya, mereka gagal meraih poin penuh pada tiga liga sebelumnya. Setelah dikalahkan Persija 0-3, Persitara ditahan imbang 1-1 oleh Persiwa. Kemudian, Persitara dipermalukan Persipura 0-3.
Hary mengaku puas dengan penampilan timnya. Menurutnya, tim tampil dengan motivasi dan semangat untuk menang. "Sebelum pertandingan, saya katakan akan mengganti mereka dengan tim junior. Tampaknya, itulah yang memotivasi mereka dan meraih kemenangan hari ini," ungkapanya kepada wartawan di akhir pertandingan.
Hary juga mengatakan, tim akan mengadakan evaluasi untuk persiapan putaran kedua. Ia mengungkapkan, akan melakukan perombakan tim. "Delapan orang akan dicoret dan kita butuh pemain asing. Minimal tiga," pungkasnya
Diposting oleh Football Manager Indonesian di 02.04 0 komentar
TPF Persebaya Siap Banding
SURABAYA, KOMPAS.com - Guna mengusut kasus pelemparan batu yang melibatkan Bonek, Persebaya membentuk Tim Pencari Fakta (TPF) . TPF versi Persebaya ini sudah mengumpulkan temuan awal dan siap melakukan banding atas hukuman yang dijatuhkan Komisi Disiplin PSSI kepada Persebaya. TPF terdiri dari tiga anggota yang beranggotakan M Sholeh dari pihak kuasa hukum, Ram Surahman dari media, dan Mudjito mewakili Persebaya. " Kami memiliki temuan awal dan publik berhak tahu tentang fakta-fakta lain selain yang beredar di media selama ini," ungkap Ketua TPF M Sholeh dalam acara saresehan Bonek di Surabaya, Minggu (31/1/2010). Sholeh memaparkan ba hwa setelah mengajukan pertanyaan pada Bonek ditemukan kesimpulan bahwa suporter fanatik Persebaya ini tidak digerakkan oleh pihak klub. Mereka berangkat atas inisiatif sendiri dan nekat karena merasa punya sejarah dengan Viking, suporter Persib Bandung. Terkait kasus pelemparan, lanjut Soleh, hanya terjadi sebelum Solo hingga Solo. " Jadi tidak benar ada pelemparan selain di kawasan Solo," tambahnya. Dalam acara tersebut juga diputar cuplikan video pelemparan batu oleh warga di Solo ke arah kereta api yang ditumpangi Bonek. Ada dua video yang ditampilkan dengan judul Bonek Dilempari Batu dan Bonek Kehujanan Batu . Sholeh juga menambahkan bahwa ini bukan kasus pelemparan Batu pertama yang dialami Bonek. Ketika Persebaya akan bertemu PSMS Medan dalam babak playoff ke Liga Super Indonesia 2009, Bonek yang melintas dengan kereta api juga dilempari ketika memasuki wilayah Solo. "Dengan kata lain kasus pelemparan kemarin tidak berdiri sendiri, melainkan ada sejarah dan kasus yang berulang," ujar Sholeh. Temuan awal ini akan disampaikan oleh pihak Persebaya kepada PSSI sebagai materi untuk mengajukan banding. Sebelumnya, Komdis PSSI mendenda Persebaya Rp 250 juta sekaligus melarang Bonek untuk menonton laga tandang selama empat tahun akibat dinilai terus berulah. "Kami siap banding asalkan kami minta PSSI juga harus adil dan tidak pilih kasih, kalau suporter lain juga melakukan tindakan serupa harus dihukum, jangan hanya Bonek saja," ungkap Ketua Umum Persebaya Saleh Ismail Mukadar. Keinginan untuk banding juga didorong hukuman berlipat yang diterima Persebaya. Sebelum menantang Persib 23 Januari lalu, Persebaya juga sudah kena denda Rp 250 juta dan Bonek dilarang mendatangi laga tandang di semua kompetisi Liga Super Indonesia selama dua tahun. "Setelah pulang dari Persib, klub dan suporter kembali dikenai sanksi. Klub lain saja tidak ada yang sanksinya seberat kami," ujarnya.
Diposting oleh Football Manager Indonesian di 02.03 0 komentar