JAKARTA, SELASA - Pelatih Timnas Indonesia, Benny Dollo mengatakan, dia masih optimistis bisa membawa Indonesia ke final Piala AFF Suzuki 2008. Meski kalah 0-1 lawan Thailand di leg pertama babak semifinal AFF Suzuki Cup 2008 yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Selasa (16/12) malam, Indonesia masih bisa bangkit.
"Secara umum saya puas dengan penampilan anak-anak. Mereka tetap memiliki fighting spirit yang tinggi dalam laga ini," kata Bendol, panggilan Benny Dollo kepada wartawan usai pertandingan.
Bendol mengakui gol cepat yang dicetak pemain Thailand Teerasil Dangda di menit kelima cukup mengganggu kosenterasi pemainnya. "Dalam 20 hingga 30 menit memang kita kehilangan kendali pertandingan," kata mantan pelatih Arema Malang itu. Namun, di babak kedua, pemain mampu tampil baik dengan sejumlah peluang.
Disinggung pergantian Nova Arianto, Bendol mengatakan, sangat diperlukan karena Nova terlalu ke dalam sehingga membuka ruang untuk pemain Thailand. Sedang penampilan perdana Musafri yang menggantikan striker Bambang Pamungkas di menit 66, menurut Benny, demi proses di laga internasional. Apalagi, penampilan Bambang Pamungkas memang agak sedikit turun sejak mengalami cedera. Termasuk juga penampilan Irsyad Aras.
Ia mengatakan, Thailand memang tim yang bagus dengan memiliki kecepatan dan kekuatan. Namun, Benny masih tetap optimistis di leg kedua yang akan digelar pada 20 Desember di Stadion Rajamangala Bangkok. Paling tidak Indonesia harus menang dengan dua gol. Partai semifinal turnamen ini mengunakan sistem kandang dan tandang untuk merebut tiket final.
"Apa yang tidak mungkin, ini sepak bola semua dapat terjadi," kata Bendol seraya melemparkan bola yang ada di meja jumpa pers.
Paling tidak, menurut Bendol, permainan harus sama seperti di stadion GBK sebagai kandang Timnas Merah Putih. "Saya sewaktu di kamar ganti minta pemain tampil seperti di GBK," katanya.
Ia mengatakan, tim masih punya sehari recovery dan lusa tim akan berangkat ke Bangkok.
Disinggung soal mundur jika tak memuhi target ke final, Bendol menegaskan dirinya tak takut soal itu. "Itu adalah risiko pekerjaan sebagai pelatih dan tergantung pada manajemen," katanya. (ANT)
0 komentar:
Posting Komentar