TARGET juara selalu dipatok manajemen Persija Jakarta. Namun, sejak Liga Indonesia (LI) bergulir, klub elit ibukota ini baru sekali meraih gelar pada musim 2001. Di LI 2005, tim berjulukan Macan Kemayoran ini memang berhasil mencapai babak final. Tapi, di babak pamungkas itu mereka dihempaskan Persipura Jayapura 2-3. Begitupun di LDI 2007, hasrat menjadi juara kembali kandas. Persija hanya mampu bercokol di empat besar.
Kegagalan itu membuat tim pengelola dibawah kendali Sutiyoso selaku Ketua Dewan Pembina Persija melakukan perombakan besar-besaran. Danurwindo pun ditunjuk sebagai pelatih untuk mewujudkan cita-cita tersebut. Susunan pemain pun dibuat sedemikian rupa agar Macan Kemayoran bertaring kuat dan sigap menerkam lawan yang dihadapi.
Musim ini Persija harus menuntaskan misi yang tertunda itu. Gelar juara mutlak diraih. Tak boleh ada tawar menawar. Ofisial, pelatih dan seluruh pemain harus bekerja keras merealisasikan target merebut gelar bergengsi itu.
"Melihat kekompakan pemain, saya optimistis tim ini akan mampu berbuat sesuatu. Kebersamaan yang terbina baik itu pertanda anak-anak siap memberikan yang terbaik buat kejayaan Persija," kata Isman Jasulmei, Asisten Pelatih Persija.
Dalam pandangan Isman, Persija selalu dipandang superior oleh tim-tim lawan. Setiap tim yang berhadapan dengan Persija, memiliki motivasi tunggi Mungkin karena Persija tim ibu kota sehingga hampir semua tim berupaya untuk mengalahkan Persija di setiap pertandingan, ujar Isman.
Tapi, dengan kebersamaan yang kini terjalin di antara pemain Persija, Isman percaya timnya mampu melewati rintangan yang menghadang. Kami tak gentar lagi dengan tim yang mengandalkan semangat dan kolektivitas sebab dua hal itu juga sudah tertanam baik di dada setiap pemain Persija. Bahkan, semangat bertanding anak-anak jauh lebih baik, tutur Isman.
|
0 komentar:
Posting Komentar